Berikut Kumpulan gaya bahasa (majas) yang dipakai dalam Bahasa Indonesia:
1. Metafora adalah :
Gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh :
a. Semangatnya membaja untuk mencapai cita – cita.
b. Buku adalah gudangnya ilmu.
2. Personifikasi adalah :
Gaya bahasa yang membandingkan benda mati tak bergerak seolah – olah bernyawa dan dapat berpindah seperti manusia .
Contoh :
a. Angin berbisik membelai rambut anak gadis itu.
b. Ombak berkejaran menuju pantai yang indah itu.
3. Asosiasi adalah :
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan dan sifatnya.
Contoh :
a. Mukaknya pucat bagai mayat.
b. Hatinya yang lembut bagaikan sutera sangat mengesankan.
4. Metonomia adalah :
Gaya bahasa menggunakan sebuah nama yang berasiosiasi dengan suatu benda dan dipakai untuk menggantikan benda yang dimaksud.
Contoh :
a. Ayah naik kijang ke kantor (mobil).
b. Saya disuruh Paman membeli gudang garam (rokok).
5. Tropen adalah :
Gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan suatu pekerjaan/ perbuatan dengan kata – kata lain yang mengandung pengertian sejalan.
Contoh :
a. pikirannya melambung dibawa angan – angan.
b. Sudah seminggu ia bertapa di kamarnya.
6. Simbolik adalah :
Gaya bahasa kiasan untuk melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda – benda sebagai simbol atau perlambang.
Contoh :
a. Warna putih lambang kesucian.
b. Warna hitam lambang kedukaan.
7. Alegori adalah :
Gaya bahasa yang mengungkapkan beberapa perbandingan yang bertaut satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh.
Contoh :
a. Setiap insan di dunia ini akan mengalami topan dan badai dalam kehidupan
b. Mari kita bersama mendayung bahtera hidup.
8. Eufemisme adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan sepatah kata untuk menggantikan kata lain agar terdengar lebih sopan.
Contoh :
a. Bu, izinkan saya ke belakang sebentar.
b. Maklumlah, anak itu kurang pikiran.
9. Alusio adalah :
Gaya bahasa kiasan yang menggunakan peribahasa atau ungkapan –ungkapan yang isinya sudah umum.
Contoh :
a. Kelakuan ayah dan anak itu setali tiga uang.
b. Kasihan dia , sudah jatuh dihimpit tangga pula.
10. Antonomasia adalah :
Gaya bahasa yang menanami atau memanggil seseorang bukan dengan nama asli tetapi dengan nama panggilan yang disebabkan ciri atau sifat yang dimiliki orang tersebut.
Contoh :
a. Tak sudah –sudahnya si gemuk itu makan.
b. Ke mana si Sombong itu sekarang ?
11. perifrasis adalah :
Gaya bahasa penguraian sepatah kata diganti dengan serangkaian kata yang mengandung arti yang sama.
Contoh :
a. Kapal padang pasir itu bergerak perlahan – lahan.
b. Jangan mempertuhan harta benda.
12. Hiperbola adalah :
Gaya bahasa perbandingan yang dipakai untuk melukiskan suatu peristiwa secara berlebih – lebihan.
Contoh :
a. Hatiku terbakar mendengar berita itu.
b. Suaranya yang keras itu membelah angkasa.
13. Litotes adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata – kata yang berlawanan artinya dengan yang dimaksud si pembicara, dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh :
a. Mudah – mudahan saudara mau mendengarkan nasihatku yang tidak berarti.
b. Siapakah yang akan tertarik melihat wajahku yang buruk ini.
14. Sinekdokhe : terbagi atas 2 bagian
- Pras Prototo adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian dari suatu benda tapi yang dimaksud benda itu seluruhnya.
Contoh :
a. Sudah seminggu aku tidak melihat ujung hidungnya.
b. Ibu membeli tiga ekor ayam.
- Totem Proparte adalah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan suatu benda tetapi yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh :
a. sekolah memenangkan hadiah pertama.
b. Kaum putri memperingati hari Kartini.
15. Ironi adalah :
Gaya bahasa sindiran yang dikatakan sebaliknya dari kejadian yang sebenarnya dengan maksud menyindir secara alus.
Contoh :
a. “Rajin bener engkau belajar”, kata ibu kepada anaknya yang sedang membaca komik.
b. Sedikit sekali makanmu. (yang dimaksud banyak).
16. Sinisme adalah :
Gaya bahasa sindiran yang lebih kasar daripada ironi yang dikatakan umumnya kejadian yang sebenarnya, atau dapat juga yang dikatakan sebaliknya dari kenyataan tetapi dengan nada yang lebih kasar.
Contohnya :
a. Benci aku melihat mukamu yang buruk itu.
b. Kelakuanmu betul – betul kurang ajar.
17. Sarkasme adalah :
Gaya bahasa sindiran yang sangat kasar dan menggunakan kata – kata yang tidak sopan berisi maki – makian.
Contoh :
a. Hai, berkacalah kau monyet!
b. Setan, belum juga kau pergi dari sini !
18. Peonasme adalah :
Gaya bahasa penegas yang mempergunakan kata- kata yang sebenarnya tidak perlu dipakai lagi sebab makna kata yang disebutkan itu sudah terdapat pada kata sebelumnya.
Contoh :
a. Diliriknya aku dengan matanya yang indah itu.
b. Dengan bangga ia maju ke depan untuk menerima piala yang akan diberikan kepadanya.
19. Repitasi adalah :
Gaya bahasa yang mengulang sepatah kata beberapa kali untuk menegaskan arti. Gaya bahasa repitasi sering dipergunakan dalam pidato.
Contoh :
a. Semua orang menginginkan kebebasan, semua orang menginginkan Kemerdekaan, dan semua orang juga menginginkan Perdamaian.
b. Tuhanlah tempat kita mengeluh, Tuhanlah tempat kita mengadu dan Tuhanlah tempat kitya meminta pertolongan.
20. Tautologi adalah :
Gaya bahasa penegasan yang mengulang sepatah kata atau yang bersinonim secara berturut- turut dalam sebuah kalimat.
Contoh :
a. Sekali kukatakan tidak, tidak !
b. Tetapi janjimu, jangan selalu mundur, mundur saja !
21. Paralisme adalah :
Gaya bahasa yang mengulang sepatah kata beberapa kali untuk menegaskan dan dipergunakan dalam puisi.
Gaya Paralelisme terebagi atas :
- Paralelisme anaphora yaitu gaya bahasa pengulangan kata- kata yang terdapat pada awalan kalimat.
Contoh :
a. Kami ingin kasih.
Kami ingin cinta.
Kami ingin belaianmu, mama.
b. Cinta itu buta.
Cinta itu indah.
Cinta itu penuh pengorbanan.
Cinta itu penuh kebahagiaan.
- Paralelisme epifora yaitu gaya bahasa pengulangan kata- kata
Yang terdapat pada akhir kalimat.
Contoh :
a. Kalau kau mau, akan datang.
b. Jika kau hendaki, aku akan datang.
Bila kau minta, aku akan datang.
22. Klimaks adalah :
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal atau kejadian secara berturut- turut makin lama makin menghambat.
Contoh :
a. Jangan seribu atau sepuluh ribu, seratus ribu pun aku sanggup
Membeli barang itu.
b. Jangankan gunung fujiyama gunung Himalaya pun akan ku daki.
c. Dari kecil sampai dewasa dan sampai setua ini belum juga kau mengubah kebiasaan buruk itu.
23. Antiklimaks adalah :
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal atau kejadian secara
Berturut- turut tetapi makin lama makin menurun.
Contoh :
a. Kakeknya, ayahnya, dan ia sendiri hidup dalam kemiskinan.
b. Di gedung – gedung, di rumah- rumah, bahkan di gubuk- gubuk reotsang Merah Putih berkibar pada hari ulang tahun Kemerdekaan itu.
c. Jangankan seribu seratus perak pun aku tak punya.
24. Retoris adalah :
Gaya bahasa penegasan yang menggunakan kalimat tanya tidak bertanya dengan tujuan untuk mengejek atau menyatakan kesangsian.
Contoh :
a. Siapakah yang mau dihina dan dijajah ?
b. Mana mungkin orang mati hidup kembali ?
c. Siapa yang melarang kita berbuat bijak ?
25. Elips adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips yaitu tidak menyebutkan predikat atau subjeknya karena dianggap sudah diketahui.
Contoh :
a. Kalau itu belum jelas akan kuceritakan sekali lagi.
b. Rasailah bekas tanganku.
26. Inversi adalah :
Gaya bahasa yang mempergunakan kalimat inversi bila dalam kalimat predikat lebih dipentingkan daripada subjek, maka predikat diletakkan didepan subjek.
Contoh :
a. Cantik sekali wajahnya.
b. Belajarlah ia dengan sungguh- sungguh.
c. Larilah mereka setelah melihat musuhnya.
27. Koreksio adalah :
Gaya bahasa yang dipergunakan untuk membetulkan kalimat yang salah diucapkan baik sengaja maupun tidak.
Contoh :
a. Mari kita pulang, eh maaf mari kita berangkat.
b. Telingaku pusing, eh salah kepala yang pusing.
c. Hari ini dia sakit ingatan, eh maaf maksud saya sakit kepala.
28. Eklamasio adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru untuk penegasan.
Contoh :
a. Wah , bagusnya lukisanmu!
b. Ah, bidikanmu sungguh jitu!
c. Amboi, indah sekali pemandangan disini!
29. Interupsi adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata sisipan di tengah – tengah kalimat untuk menjelaskan suatu kata yang kurang jelas dalam kalimat . Biasanya bagian sisipan ditulis dalam kurung atau diapit tanda pemisah.
Contoh :
a. Ia takut – sebetulnya malu – datang ke rumahku.
b. Ia – laki- laki yang berkumis itu – menggangguku setiap hari.
c. Tiba – tiba Ia – suami itu direbut orang lain.
30. Asidenton adalah :
Gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal, keadaan atau benda secara berturut – turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh :
a. Jiwanya, pikirannya, hartanya disumbangkan untuk merebut kemerdekaan .
b. Surat kabar, majalah, buku –buku semakin habis dirobek-robek adik.
c. Kemeja, sepatu, kaos kaki dibelinya di toko itu.
31. Polisidenton adalah :
Gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal atau kejadian secara berturut – turut dengan diselingi kata penghubung.
Contoh :
a. Sehabis mandi Didi makan, kemudian mengambil sepeda, lalu berangkat ke sekolahj.
b. Sebelum masuk ke dalam rumah maka ditinggalkannya sepatunya agar tidak mengotori lantai.
32. Praterio adalah :
Gaya bahasa yang seolah – olah pengarang atau pembicara menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu. Pembaca dibiarkan memikirkan atau mengungkapkan hal yang dirahasiakan itu .
Contoh
a. Peristiwa kelakuabn itu tak sanggup akui menceritakan.
b. Tak usah kuceritakan peristiwa itu nanti aku akan tahu juga.
c. Tentu kita sudah tau siapa pencuri itu.
33. Enumerasio adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan suatu peristiwa yang dilukiskan satu per satu sehingga seluruh peristiwa menjadi kesatuan yang tampak sangat jelas.
Contoh:
Laut tenang diatas pemandian biru itu terhampar. Perahu nelayan melancar Perlahan – lahan . Angin berhembus sepoi- sepoi basa. Bulan bersinar dengan terangnya. Di sana – sini bintang – bintang gemerlapan mengungkap lukisan keindahan alam.
34. Paradoks adalah :
Gaya bahasa yang terlihat sepintas lalu seolah- olahada pertentangan, tetapi jika diperhatikan lebih teliti ternyata tidak bertentangan karena objek yang diungkapkan berlainan.
Contoh :
a. Wajahnya buruj tetepi hatinya baik.
b. Ia miskin tapi hidupnya bahagia.
35. Antitesis adalah :
Gaya bahasa Pertentangan yang mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh :
a. Pria wanita, kaya miskin mempunyai hak yang sama sebagai warga negara .
b. Tua muda, besar kecil, semuanya habis dibunuh penjahat itu.
c. Tinggi rendah derajatmu ditentukan oleh tindakanmu.
36. Kontridiks interminis adalah :
Gaya bahasa yang menguungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan semula. Apa yang sudah dikatakan disangkal kembali.
Contoh :
a. Sema siswa kelas dua naik kelas kecuali Hasan yang nakal itu.
b. Semua yang hadir pada pesta itu gembira, hanya Tina yang nampak Bermuram durja.
c. Semua murid kelas II hadir kecuali ani karena izin.
37. Parabel adalah :
Gaya bahasa yang mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan dengan halus tersimpul berupa pedoman hidup untuk menyampaikan kebenaran moral dan spiritual.
Contoh :
a. hidup ini sunyi bagai berada di dalam hutan.
38. Simile adalah :
Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang pada hakekatnya berbeda dan sengaja kita anggap sama.
Cantoh :
a. Bagaikan pungguk merindukan bulan.
39. Refrase adalah :
Gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan beberapa nama/sebuah kalimat.
Contoh :
a. Kami baru sampai, ketika matahari terbenam.
40. Okupasi adalah :
Gaya bahasa yang mengandung bantahan tetapi kemudian diberi penjelasan.
Contoh:
a. Narkoba merusak kehidupan, itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan keras. Tetapi si pecandu tidak dapat menghentikan kebiasaannya.
41. Resentia adalah :
Gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan baik mengatakan sesuatu dengan tegas pada bagian tertentu.
Contoh :
a. Bagian bu, apa dia...
42. Leonasme adalah :
Gaya bahasa yang menyatakan pengalaman.
Contoh :
a. Nelayan itu mengarungi samudra luas.
43. Oksimaran adalah :
Gaya bahasa yang mengandung pendirian suatu hubungan sintasis antara dua antonim.
Contoh :
a. Olahraga menarik perhatian walaupun sangat berbahaya.
44. Klakmas adalah :
Gaya bahasa yang berisi pengulangan atau repetisi.
Contoh
a. Yang pintar mersa dirinya bodoh, yang bodoh merasa dirinya pintar.
45. Antanakklasis adalah :
Gaya bahana yang kata ulang sama dengan makna berbeda.
Contoh :
Buah bajunya lepas, sehingga buah dadanya kelihatan.
46. Paralipsis adalah :
Gaya bahasa yang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa sekarang tidak mengatakan apa yang tersirat pada kalimat itu.
Contoh :
a. Ibu guru seda ng memuji anak itu (maaf) yang saya maksud memarahi karena ia sering bolos
47. Inpusi adalah :
Gaya bahasa yang menarik perhatian dengan cara membalik susunan katanya.
Contoh :
a. Cantik bener gadis itu.
48. Fropin adalah :
Gaya bahasa yang mengatakan suatu benda ikut didalamnya.
Contoh
a. Kemarin presiden terbang ke Australia.
49. Anakhronisme adalah :
Gaya bahasa yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak disebutkan dalam sejarah.
Contoh :
a. Dalam karya julius cacsar “shakspeare menuliskan bahwa jam berbunyi tiga kali” hal ini bertentangan sebab saat itu belum ada jam.
50. Gradasi adalah :
Gaya bahasa yang mengandung suatu rangkaian atau urutan atau istilah yang secara sintaksis bersamaan/yang mempunyai satu/bebepapa ciri-ciri sematik secara umum dan ada yang diantaranya paling sedikit satu ciri berulang – ulang dengan perubahan yang bersifat kuanta f.
Contoh :
a. Kami berjuang dengan satu tekad, tekad harus maju dalam kehidupan ,kehidupan yang layak dan baik ; baik jasmani dan rohani yang diridoi tuhan.
51. Aliterasi adalah :
Gaya bahasa yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh :
a. Data domba daku, datang dari danau, dua duka diam diriku.
52. Fabel adalah :
Gaya bya bahasa alegori yang didalamnya binatang-binatang berbicara dan bertingkah laku seperti manusia.
Contoh : Kancil dengan buaya, kancil dengan kura-kura, kancil dengan burung.
53. Riasan adalah :
Gaya bahasa yang melukiskan perasaan, perasaan penegasan maksud/menyatakan satu buah pikiran yang mengadakan perbandingan yakni dengan cara yang tidak langsung.
Contoh :
a. Kata Ani “ sudah lama aku tidak melihat batang hidung Alia”.
54. Agrestopa adalah :
Gaya bahasa yang dipakai oleh seseora ng untuk menyapa menegur mengharap me minta dan menyuruh mahluk bukan manusia.
Contoh :
a. Sekedar permintaan
Hai angina berhembuslah dikau perlahan-lahan
Bawalah perahuku ke samudr a tujuan
Dan engkau, tenangkanlah sikapmu.
55. Simetri adalah :
Gaya bahasa yang menyebutkan beberapa bagian kalimat sehingga menimbulkan suasana keseimbangan.
Contoh :
a. Ayah memikul beban, kakak menjingjing keranjang sedangkan ibu menggendong adik.
56. Melioratif adalah :
Gaya bahasa yang dipakai oleh seseorang untuk menggunakan kata-kata yang dirasakannya mengandung nilai lebih tinggi.
Contoh :
a. Kami diterima menjadi karyawan di perusahaan itu.
57. Peoratif adalah :
Gaya bahasaoleh seseorang untuk menggunakan kata-kata yang dirasakannya lebih rendah.
Contoh :
a. Semua pembantu dan jangasnya telah meminta berhenti.
58. Antifrasis adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata dengan nama kebalikannya.
Contoh:
a. Lihat si bintang kelas beraksi.
59. Anastra adalah :
Gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan pertanyaan.
60. Anadilopsis adalah :
Gaya bahasa yang selalu menjadikan kata terakhir dari klausa atau kalimat berikutnya.
61. Aforisme adalah :
Gaya bahasa yang berisi kenyataan tentang hidup.
Contoh :
a. Tak kenal maka tak sayang.
62. Anotafasis adalah
Gaya bahasa yang digunakan seseorang untuk menegaskan suatu masalah.
63. Hipetase adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu untuk menerangkan sebuah kata yang lain .
Contoh :
a. Ia berbaring pada sebuah bantal yang gelisah.
64. Iponim adalah :
Gaya bahasa yang sering menunjukkan pada seseorang yang namanya sering dihubungkan dengan sifat tertentu.
Contoh :
a. Herrcules untuk menyatakan kekuatan.
65. Tripan adalah :
Gaya bahasa kiasan yang menggunakan makna tepat/ sejajar.
Contoh :
a. Seharian senja dia mengukur jal;an di kotak itu.
66. Prototo adalah :
Gaya bahasa yang meluaskan sebagian dari satu benda, yang dimaksud seluruhnya.
Contoh :
a. Saya sudah lama tak melihat batang hidungnya.
67. Inventaris adalah :
Gaya bahasa yang melukiskan suatu peristiwa dengan jalan mengubah susunan kalimat.
Contoh :
a. Tidak biasa.
68. Orotaris adalah :
Gaya bahasa yang melukiskan suatu peristiwa dengan menggunakan kalimat tanya.
Contoh :
a. Apakah kamu tidak tahu tidak merasa, tidak merasa menyakitimu itu sudah patah.
69. Paraklisme adalah :
Gaya bahasa yang melukiskan suatu hal dengan menggunakan isi kalimat yang dimaksud dengan tujuan yang sama.
Contoh :
a. Kamu tak boleh keluar, kamu tidak boleh pergi.
70. Atetelis adalah :
Kata yang berupa paduan kata yang bersamaan kalimat.
Contoh :
a. Mundurnya negara ini tergantung kita sendiri.
71. Epilet adalah :
Suatu gaya yang berwujud semacam acuan yang menyatakan suatu sifat / ciri khusus.
Contoh :
a. Putri malam begitu cantik (bulan).
72. Erotesis adalah :
Gaya bahasa yang berbentuk pertanyaan dengan tujuan untuk memeproleh penegasan atau endekatan yang wajar yang tidak memeproleh jawaban.
Contoh :
a. Buat siapa lagi harta bendaku, kalau bukan buat kalian
73. Panabel adalah :
Gaya bahasa kiasan singkat tentang tokoh-tokoh biasanya mansuia yang selalu mengandung tema moral.
Contoh :
a. Mahabrata dan Ramayana Arjuna Wiwaha
74. Andilopsis adalah :
Gaya bahasa yang selalu menjadikan kata terakhir atau frase terakhir dalam suatuy kalimat atau frase utama klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh :
a. Dalam baju ada saku, dalam hati oh tak ada apa yang ada.
75. Antisetris adalah :
Gaya bahasa yang mengandung gagasan atau maksud bertentangan menggunakan yang berlawanan
Contoh :
a. Dulu putri adalah anak pendiam, tetapi sekarang berubah menjadi anak yang lincah
76. Inueda adalah :
Semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan sebenarnya.
Conoth :
a. Ayahnya menjadi kaya karena selalu mengandalkan transaksi komersialisasi jabatan
77. Bombastis adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata yang muluk-muluk atau ucapan yang indah-indah, tetapi tidak mempunyai isi atau bobot yang berarti.
Contoh :
a. Seandainya saya menjadi presiden akan saya bangun desa ini menjadi desa yang menarik.
78. Melioratif adalah :
Gaya bahasa yang dipakai oleh seseorang untuk menggunakan kata-kata yang dirasakannya mengandung nilai lebih tinggi.
a. Kami diterima menjadi kartyawan perusahaan itu.
79. Pun adalah :
Gaya bahasa yang berisi penjajahan kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna lain.
Contoh :
a. Mengapa kamu gulai, gulai itu?
80. Epiteta adalah :
Gaya bahasa yang berbentuk frase (kelompok kata) unsur yang sebuah selalu diikuti oleh unsur yang itu-itu juga, seolah-olah sudah merupakan pasangan yang tetap.
Contoh :
a. Tuhan Yang Maha Esa
81. Hiperbaton adalah :
Gaya bahasa yang merupakan kebalikanm dari sesuatu yang logis atau wajar.
Contoh :
a. Pidato yang berapi-api pun keluarlah dari mulut orang yang berbicara terbata-bata itu.
82. Prosopopola adalah :
Gaya bahasa dimana sesuatu benda atau peristiwa dilukiskan sebagai manusia hidup.
Contoh :
a. Perahu itu mnenari-nari di permukaan air.
83. Metafora Pengabstrakan adalah :
Gaya bahasa menggunakan kata-kata yang berakiatan dengan objek konkretuntuk objek abstrak
Contoh :
a. Dengan wajah dingin diberikannya senyuman padaku
84. Arkaisme adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang sudah lama tidak terpakai dalam ungkapan sehari-hari, tetapi untuk m,endapatkan efek tertentu kata-kata arkais itu sengaja dipakai kembali, walaupun terasa agak janggal digunakan dalam bahasa saat ini.
Contoh :
a. Alkisah, dialah yang menyelamatkan gadis itu dari kematiannya.
85. Desfenisme adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang menggunakan kata yang lebih kasar atau menakutkan untk menimbulkan rasa takut atau anitpati.
Contoh :
a. Pencuri itu telah diciduk polisi.
86. Epipeton Omonsia adalah :
Gaya bahasa yang menyebutkan sifat benda untuk menarik perhatian pembacaan.
Contoh :
a. Darah merah keluar dari lukanya.
87. Holofrasis adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata untuk mewakili sebuah kalimat.
Contoh :
a. Maling!!! Maksudnya : tolong, ada maling.
88. Repetisi Anafaris adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan perulangan kata kunci untuk mencapai efek tertentu dalam penyampaian makna.
Contoh :
a. Saya tahu bahwa saudara-saudara sedang kecewa, saya tahu bahwa saudara-saudara sudah telitik letih, tetapi saya tahu bahwa saudara-saudara sudah letih, tetapi saya tahu bahwa saudara-saudara tidaka kan menghianati perjuangan kita.
89. Tautofani adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan dua kata yang bersajak secara berdampingan.
Contoh :
a. Hidup ini penuh dengan suka duka
90. Tropus adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan memakai kata-kata yang tepat dan sejajar. Artinya dnegan pengertian yang dimaksud.
Contoh :
a. Si gendut sudah datang pula.
91. adalah :
Gaya bahasa yang melakukan pemutusan pembicaraan di tengah kalimat, tetapi bagian yang terpotong itu tetap dapat dimaklumi pembaca maksudnya sebab si pembca memebrikan intonasi khusus untuk menyampaikan maksud yang terputus itu.
Contoh :
a. Bila anda mau.... nanti kita beli lagi
92. Feoratif adalah :
Gaya bahasa seseorang untuk menggunakan kata-kata yang dirasakannya mengandung nilai lebih tinggi.
Contoh :
a. Semua babu dan jangasnya telah minta berhenti
93. Kilatan adalah :
Gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung pada sesuatu peristiwa atau tokoh berdasarkan peranggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca,s erta adanya kemampuan para pembaca untuk menangkap pengacuan itu.
Contoh :
a. Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung Selatan
94. Mesodilopsis adalah :
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan kata atau frase ditengah-tengah baris atau beberapa kalimat.
Contoh :
a. Para pendidik harus meningkatkan kecerdasan
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
Para petani harus menngkatkan hasil sawah ladang
95. Anakulaton adalah :
Gaya bahasa yang menggunakan kalimat yang menyimpang dari aturan.
Contoh :
a. Budi nasi mau makan
96. Anakroni adalah :
Gaya bahasa yang menempatkan, mengahdirkan, atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan zamannya.
Contoh :
a. Julius Caesar naik motor Vario
97. Scaile adalah :
Gaya bahasa yang membandingkan 2 hal yang pada hakikatnya beda, tetapi dianggap sama.
Contoh :
a. Ibarat
98. Antisadesis adalah :
Gaya bahasa yang mempergunakan paduan kata yang berlawanan makna
Contoh :
a. Tinggi rendah,m naik turun, aku kupanjat pohon itu.
99. Silopsis adalah :
Gaya bahasa yang mengungkapkan dua kontruksi rapatan
Contoh :
a. Semua harapan Pak Rudi hancur dan sirnah karena kejadian itu
100. Simplek adalah :
Gaya bahasa atau pengulangan kata pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturt-turut.
Contoh :
a. Adik suka minum susu, kakak suka minum teh.
boleh tau referensinya
ReplyDeleteMksih atas blognya, ini sngat membantu saya dlm mnyelesaikan skripsi smoga amal k'baikanya dibalas ama yg di atas
ReplyDeletetrimakasih ilmunya :)
ReplyDeleteTerimakasih, ini ngebantu banget buat saya yg disruh nyari 100 gaya bahasa
ReplyDelete