1. K. Kerja Kausatif
Cara Pembentukan Kata Kerja Kausatif.
Bentuk sopan
|
Bentuk biasa
|
||
I
|
Ikimasu
|
Ikasemasu
|
Ikaseru
|
II
|
Tabemasu
|
Tabesasemasu
|
Tabesaseru
|
III
|
Kimasu
|
Kosasemasu
|
Kosaseru
|
Shimasu
|
Sasemasu
|
saseru
|
Seluruh kata kerja sebagai K. Kerja kelompok II berkonjugasi ke dalam
bentuk kamus, Bentuk -nai, Bentuk –te dll.
Contoh : ikaseru, ikasenai,ikasete.
2. Kalimat
Kata Kerja Kausatif.
Ada dua jenis kata kerja kausatif yaitu pelakunya ditunjukkan dengan
partikel ‘o’ dan ‘ni’. Apabila kata kerjanya adalah K. Kerja intransitive,
digunakan ‘o’.
Apabila kata kerjanya transitif digunakan ‘ni’. Pada kata kerja transitif
tidak menjadi masalah objeknya disebutkan atau tidak.
Kata Benda(orang) o K.Kerja(intransitive)
kausatif
1. buchou wa katousan o
Oosaka e shuuchousaremasu. ( Kepala bagian menyuruh saudara Sato dinas ke
Osaka)
2. watashi wa musume o jiyuu ni asobasemasu. (Saya membiarkan anak
perempuan saya bermain sebebasnya.)
[catatan] Sebagai perkecualian, jika K. Kerja intransitive mengikuti K.
Benda(tempat) o, maka inti perbuatan ditunjukkan dengan ni. Tetapi jika tidak,
untuk tanda pelaku menggunakan o.
3. watashi wa kodomo ni michi no migigawa o arukasemasu. ( Saya menyuruh
kepada anak untuk berjalan di sebelah kanan.
4. watashi wa kodomo o arukasemasu. (Saya menyuruh anak berjalan)
Kata Benda(orang) ni Kata Benda o
Kata kerja transitif kausatif.
5. Asa wa isogashii desukara, musume ni asagohan no jyunbi o
tetsudawasemasu.
(Karena pagi-pagi sibuk, saya menyuruh anak perempuan saya untuk
membantu menyiapkan sarapan)
6. Sensei wa seito ni jiyuu ni iken o iwasemashita.
(Guru membiarkan murid mengeluarkan perdapatnya dengan bebas.)
3. Cara
Penggunaan Kata Kerja kausatif
Kata kerja kausatif menunjukkan arti pemaksaan dan pemberian ijin. Digunakan
oleh orang yang kedudukannya lebih tinggi untuk memaksa orang yang kedudukannya
lebih rendah untuk melakukan sesuatu atau member izin untuk melakukan sesuatu,
apabila hubungan kedudukan yang sudah jelas, misalnya orangtua dan anak, kakak
dan adik, atasan dan bawahan di perusahaan dll.
Contoh 1 dan 5 menyatakan pemaksaan, sedangkan 2 dan 6 menyatakan
pemberian izin. Dalam organisasi seperti perusahaan, jika seseorang ingin member
tahu orang lain di luar organisasi bahwa ia akan menyuruh orang dalam untuk
melakukan sesuatu, maka ia akan menggunakan kalimat kausatif tanpa
memperhatikan hubungan status di organisasi tersebut seperti pada contoh
berikut.
7. eki ni tsuitara, odenwa o kudasai.
Kakari no mono o mukaeni ikasemasukara.
…wakarimashita.
Silakan menelepon saya pada waktu anda tiba di stasiun.
Saya akan menyuruh petugas ke sana.
…Baik.
[Catatan] jika seorang bawahan hendak meminta atasan untuk melakukan
sesuatu dan terdapat hubungan atasan dan bawahan secara jelas, maka digunakan
K. Bentuk –te itadakimasu. Jika keduduka kedua belah pihak sama atau tidak
jelas, maka digunakan K. Kerja Bentuk –te moraimasu.
8. watashi wa buchou ni setsumeishite itadakimashita.
(Saya menerima penjelasan dari kepala bagian.)
9. Watashi wa tomodachi ni setsumeishite moraimashita.
(Saya menerima penjelasan dari teman.)
[Catatan] Dari contoh 8 dapat kita pahami bahwa biasanya K. Kerja
Kausatif tidak dapat digunakan oleh bawahan kepada atasan. Sebagai kekecualian,
kata kerja yang berhubungan dengan emosi seperti anshinsuru, simpaisuru,
gakkarisuru dll, dapat digunakan oleh bawahan kepada atasan.
10. kodomo no toki, karada ga yowakute, haha o simpaisasemashita.
(waktu kecil, karena tubuh saya lemah, saya membuat ibu khawatir.)
4. Kata
Kerja Kausatif Bentuk –te itadakemasenka. (Dapatkah anda mengizinkan saya~
Dapat digunakan pada waktu pembicara memohon persetujuan dari lawan
bicara terhadap perilaku sendiri.
11. copy-ki no tsukaikata o oshiete itadakemasenka.
(Mohon ajari saya cara penggunaan mesih photocopy.
12. tomodachi no kekkonsiki ga arunode, soutaisasete itadakemasenka.
(Karena ada pesta pernikahan teman, dapatkan anda mengizinkan saya pulang
lebih awal?)