15 March 2012

Pelajaran 48 Bentuk Kausatif (Suruhan)



1.          K. Kerja Kausatif
Cara Pembentukan Kata Kerja Kausatif.


Bentuk sopan
Bentuk biasa
I
Ikimasu
Ikasemasu
Ikaseru
II
Tabemasu
Tabesasemasu
Tabesaseru
III
Kimasu
Kosasemasu
Kosaseru

Shimasu
Sasemasu
saseru
Seluruh kata kerja sebagai K. Kerja kelompok II berkonjugasi ke dalam bentuk kamus, Bentuk -nai, Bentuk –te dll.
Contoh : ikaseru, ikasenai,ikasete.


2.            Kalimat Kata Kerja Kausatif.
Ada dua jenis kata kerja kausatif yaitu pelakunya ditunjukkan dengan partikel ‘o’ dan ‘ni’. Apabila kata kerjanya adalah K. Kerja intransitive, digunakan ‘o’.
Apabila kata kerjanya transitif digunakan ‘ni’. Pada kata kerja transitif tidak menjadi masalah objeknya disebutkan atau tidak.

Kata Benda(orang) o K.Kerja(intransitive) kausatif
1. buchou wa katousan o Oosaka e shuuchousaremasu. ( Kepala bagian menyuruh saudara Sato dinas ke Osaka)
2. watashi wa musume o jiyuu ni asobasemasu. (Saya membiarkan anak perempuan saya bermain sebebasnya.)
[catatan] Sebagai perkecualian, jika K. Kerja intransitive mengikuti K. Benda(tempat) o, maka inti perbuatan ditunjukkan dengan ni. Tetapi jika tidak, untuk tanda pelaku menggunakan o.
3. watashi wa kodomo ni michi no migigawa o arukasemasu. ( Saya menyuruh kepada anak untuk berjalan di sebelah kanan.
4. watashi wa kodomo o arukasemasu. (Saya menyuruh anak berjalan)

Kata Benda(orang) ni Kata Benda o Kata kerja transitif kausatif.
5. Asa wa isogashii desukara, musume ni asagohan no jyunbi o tetsudawasemasu.
(Karena pagi-pagi sibuk, saya menyuruh anak perempuan saya untuk membantu menyiapkan sarapan)
6. Sensei wa seito ni jiyuu ni iken o iwasemashita.
(Guru membiarkan murid mengeluarkan perdapatnya dengan bebas.)

3.            Cara Penggunaan Kata Kerja kausatif
Kata kerja kausatif menunjukkan arti pemaksaan dan pemberian ijin. Digunakan oleh orang yang kedudukannya lebih tinggi untuk memaksa orang yang kedudukannya lebih rendah untuk melakukan sesuatu atau member izin untuk melakukan sesuatu, apabila hubungan kedudukan yang sudah jelas, misalnya orangtua dan anak, kakak dan adik, atasan dan bawahan di perusahaan dll.
Contoh 1 dan 5 menyatakan pemaksaan, sedangkan 2 dan 6 menyatakan pemberian izin. Dalam organisasi seperti perusahaan, jika seseorang ingin member tahu orang lain di luar organisasi bahwa ia akan menyuruh orang dalam untuk melakukan sesuatu, maka ia akan menggunakan kalimat kausatif tanpa memperhatikan hubungan status di organisasi tersebut seperti pada contoh berikut.
7. eki ni tsuitara, odenwa o kudasai.
Kakari no mono o mukaeni ikasemasukara.
…wakarimashita.
Silakan menelepon saya pada waktu anda tiba di stasiun.
Saya akan menyuruh petugas ke sana.
…Baik.
[Catatan] jika seorang bawahan hendak meminta atasan untuk melakukan sesuatu dan terdapat hubungan atasan dan bawahan secara jelas, maka digunakan K. Bentuk –te itadakimasu. Jika keduduka kedua belah pihak sama atau tidak jelas, maka digunakan K. Kerja Bentuk –te moraimasu.
8. watashi wa buchou ni setsumeishite itadakimashita.
(Saya menerima penjelasan dari kepala bagian.)
9. Watashi wa tomodachi ni setsumeishite moraimashita.
(Saya menerima penjelasan dari teman.)
[Catatan] Dari contoh 8 dapat kita pahami bahwa biasanya K. Kerja Kausatif tidak dapat digunakan oleh bawahan kepada atasan. Sebagai kekecualian, kata kerja yang berhubungan dengan emosi seperti anshinsuru, simpaisuru, gakkarisuru dll, dapat digunakan oleh bawahan kepada atasan.
10. kodomo no toki, karada ga yowakute, haha o simpaisasemashita.
(waktu kecil, karena tubuh saya lemah, saya membuat ibu khawatir.)

4.            Kata Kerja Kausatif Bentuk –te itadakemasenka. (Dapatkah anda mengizinkan saya~
Dapat digunakan pada waktu pembicara memohon persetujuan dari lawan bicara terhadap perilaku sendiri.
11. copy-ki no tsukaikata o oshiete itadakemasenka.
(Mohon ajari saya cara penggunaan mesih photocopy.
12. tomodachi no kekkonsiki ga arunode, soutaisasete itadakemasenka.
(Karena ada pesta pernikahan teman, dapatkan anda mengizinkan saya pulang lebih awal?)

Orang yang ‘oshieru’ pada contoh 11 adalah lawan bicara, sedangkan orang yang ‘soutaisuru’ pada contoh 12 adalah pembicara.

1 comment:

  1. kadang ada yg g bisa dimengerti, kayak Bahasa SLANK orang japun punya.

    will you show in next articel.. i hope? :-o

    ReplyDelete