16 June 2011

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI TERBUKA

A.     Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
1.      Arti Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Secara otimologis, istilah ideologi berasal dari kata “Ideal yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, pemikir. Dan kata “Logos” yang berarti ilmu. Kata “Idea” berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu “eidas” yang berarti bentuk.
Ideologi terbuka memiliki ciri khas, yaitu nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sediri. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dan konsensus masyarakatyang bersangkutan. Ideologi terbuka tidak dicipctakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat ditu sendiri.
Suatu ideologi tertutup dapat dikenali dari beberapa ciri khasnya. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat.

2.      Hakikat Ideologi Pancasila
a.       Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengandung nilai spiritual, memebrikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
b.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengandung nilai kesamaan derajat maupun hak dan kewajiban.
c.       Sila Persatuan Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
d.      Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Menunjukkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang nyata dan wajar.
e.       Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban.

3.      Pancasila sebagai Ideologi yang Reformatif, Dinamis dan Terbuka
a.       Nilai Dasar
Meliputi hakikat kelima sila Pancasila. Nilai dasar merupakan esensi dari sila-sila pancasila yang bersifat universal sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dan benar.
b.      Nilai Instrumental
Meliputi arahan, kebijakan, strategi, sasaran, serta lembaga pelaksanaannya.
c.       Nilai Praktis
Nilai praktis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B.     Pancasila sebagai Sumber Nilai
1.      Pancasila Sebagai pandangan Hidup Bangsa
Pancangan hidup yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai luhur tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagian kerangka acuan, baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun interaksi antar manusia dalam keidupan masyarakat serta alam sekitarnya.

2.      Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
a.       Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber bukan dasar nasional (Indonesia)
b.      Meliputi suasana kebatinan Undang-Undang Dasar 1945.
c.       Mewujudkan cita-cita hukkum bagi hukum dasar negara. Baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis.
d.      Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibakn pemerintah dan nlai-nilai penyelenggara negara untuk memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
e.       Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, penyelenggara negara, dan para pelaksana pemerintah.

C.     Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
1.      Pengertian Paradigma
Inti sari pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis umum (merupakan suatu sumber nilai) yang merupakan suatu sumber hukum, metode serta dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

2.      Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional, karenanya pembangunan tidak hanya berupa pembangunan fisik saja, tetapi juga pembangunan mental dan spiritual. Secara filosofis, hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, kita harus mendasarkan pada hakikat nilai sila-sila pancasila.

3.      Pancasila sebagai Paradigma Reformasi
Pada haikatnya, reformasi itu sendiri adalah mengembalikan tatanan kenegaraan ke arah sumber nilai yang yang merupakan platform kehidupan bersama bansga Indonesia, yang selama ini diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang. Oleh karena iru, proses reformasi walaupun dalam lingkup pengertian eformasi total harus memiliki latgorm dan sumber nilai yang jelas, yang merupakan arah, tujuan, serta cita-cita, yaitu nlai-nilai yang terkadnung dalam Pancasila.

D.    Menunjukkan Sikap Positif terhadap Nilai-Nilai Pancasila
1.      Makna Nilai-Nilai setiap Pancasila
Sebagai suatu dasar filsafat negara, sila-sila Pacnasila meruakan suatu sistem nilai. Oleh karena itu, sila-sila pancasila pad ahakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dan lainnya, kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
a.       Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini, nilai-nilainya meliputi dan menjiwai sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara Indoensia yang didirikan ialah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk beradab. Kemanusiaan yang adul dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia ytang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hhubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya, baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia mauoun terhadap lingkungannya.
c.       Sila Persatuan Indonesia
Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang bersifat sistematis. Dalam Sila Persatuan Indoensia terekandung nilai bahwa negara merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

d.      Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatran yang dipimppin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e.       Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila kelima terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan hidup bersama. Dalam sila kelima itu pula terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama.
Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup brsama meliputi berbagai macam keadilan sebagai berikut :
1)      Keadilan distributif,
2)      Keadilan legal,
3)      Keadilan komutatif.

2.      Pengalaman Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Adapun aktualsiasi Pacnasila yang subyektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu, terutama dalam aspek moral yang berkaitan dengan hidup negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subyektif tersebut tidak terkecuali, baik warga negara biasa, aparat penyekenggara negara maupun penguasa negara, terutama akalangan alite politik dalam kegiatan politik perlu mawas diri agar memiliki moral Ketuhanan dan Kemanusiaan sebagaimana terjandung dalam Pancasila.
a.       Mewujudkan kehidupan beriman dan bertakwa
b.      Tenggang rasa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
c.       Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat
d.      Suka bermusyawarah
e.       Bekerja keras

0 comments:

Post a Comment