1. K. Benda ga ~te imasu
1-1
(1) Denki ga tsuite imasu = Lampunya menyala.
(2) Mado ga aite imasu = Jendelanya terbuka.
(3) Isu ga kowarete imasu = Kursinya rusak.
Seperti
terlihat pada contoh di atas, waktu melukiskan keadaan di depan si
pembicara (kenyataan kongkrit) sebagaimana adanya, Subyek dari
perbuatan atau keadaan itu dinyatakan dengan ga. ~te imasu
menunjukkan keadaan atau akibat dari suatu perbuatan. (1) menyatakan
"sebelum itu lampu sudah menyala, dan keadaan ini masih berlangsung
saat ini". Yang dipentingkan adalah keadaan saat ini, tetapi di
dalamnya bisa terlihat perbuatan di masa lampau.
1-2 Yang dapat dipakai bersama dengan ~te imasu
yang menunjukkan suatu keadaan akibat, adalah kata-kata yang
menunjukkan tindakan atau efek, yang selesai di saat itu juga atau yang
mementingkan akibat dari perbuatan itu.
Misalnya:
- (denki ga) tsukimasu = (lampunya) menyala
- akimasu = buka
- yogoremasu (kotor)
- kowaremasu (rusak)
2. K. Benda wa ~te imasu
Apabila subyek darin(2) dan (3) dinyatakan dengan wa, maka kalimat-kalimatnya akan menjadi:
(4) Mado wa aite imasu = Jendelanya terbuka.
(5) Isu wa kowarete imasu = Kursinya rusak.
Si pembicara dan yang diajak bicara punya pokok pembicaraan yang sama: mado dan isu. Jadi kalau si pembicara mengatakan isu wa maka yang diajak bicara sudah mengerti kursi yang mana yang dimaksud, dan si pembicara menerangkan mengenai kursi tersebut.
Apabila ditambahkan kata penunjuk kono atau ano maka akan lebih jelas lagi apa yang dimaksud oleh si pembicara.
(6) Kono isu wa kowarete imasu = Kursi ini rusak.
3. ~te shimaimashita
3-1 Pada dasarnya berarti "selesai".
Misalnya:
- Shukudai o shite shimaimashita = Sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
Tetapi bentuk ini mempunya arti lain yang justeru lebih sering dipakai.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
3-2
(7) Pasupo-to o nakushite shimaimashita = Saya kehilangan paspor.
(8) Kuruma ga koshoushite shimaimashita = Mobilnya rusak.
Ini menunjukkan perasaan menyesalkan atau sesuatu yang sudah terlanjur terjadi.
Misalnya (7) kalau hanya dinyatakan dengan nakushimashita maka menunjukkan kenyataannya saja, tapi kalau kita katakan nakushite shimaimashita maka juga menyatakan fakta dan perasaan bahwa " susah karena kehilangan paspor dan menyesalkannya".
4. Pemakaian bentuk ta
Bentuk ta
umumnya dipakai untuk menyatakan fakta di masa lampau atau perbuatan
yang sudah selesai. Tetapi ada kalanya untuk membenarkan atau mengakui
suatu kenyataan pada masa sekarang. Misalnya:
(9) A: Koujyou no naka de kikai ya seihin ni sawaranai de kudasai.
= Di pabrik jangan menyentuh mesin atau produk.
B: Wakarimashita = Baiklah.
(10) Komatta na = Celaka.
(11) Aa, yokatta = Wa, untunglah.
(12) [Kaban ga] arimashita yo = Tasnya ada.
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment